Kamis, 25 Desember 2014


Judul : "Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan"
Tahun : 1961
Ukuran : 110 cm x 135 cm
Media : Oil on Canvas

Lukisan di atas merupakan karya Affandi yang berjudul "Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan" yang dibuat pada tahun 1961 dengan media Oil on Canvas. Seniman yang bernama lengkap Affandi Koesoma ini merupakan maestro seni lukis di Indonesia yang lahir pada tahun 1907 di Cirebon. Ayahnya, R. Koesoma bekerja sebagai mantri ukur pabrik gula memberikan peruntungan sendiri bagi Affandi untuk mengenyam berbagai tingkat bangku pendidikan (dalam sistem Kolonial Belanda) mulai dari Hollandsch-Inlandsche School (HIS), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) dan Algemeene Middelbare School (AMS). 
Dalam lukisan ini Affandi melukiskan seorang pria dengan beberapa sosok wajah di sisi-sisinya. Dalam lukisan ini digambarkan secara ekspresif sosok pria ini bertelanjang dada dan memiliki ciri-ciri perawakan berambut gimbal, gondrong, berjanggut dan berkumis lebat. rambut gimbal tersebut digambarkan dengan perpaduan warna hitam, coklat dan putih begitu pula dengan jenggot dan kumisnya. wajah pria tersebut digambar dengan warna coklat yang ditumpuk dengan warna-warna lain seperti merah, putih, hitam dan hijau. Matanya terlihat memejam dengan kerutan-kerutan pada dahi dan wajahnya. selain sosok pria yang menjadi subjek matternya, disamping kiri, kanan dan atasnya terdapat lukisan topeng atau wajah yang melingkupi bagian background
Pada sisi kirinya terdapat lukisan wajah atau topeng berwarna merah darah dengan rambut-rambut gimbal tak beraturan berwarna hitam. Wajah tersebut digambarkan juga dengan gading yang panjang, lidah yang menjulur keluar serta mata hitam bundar dengan kelopaknya yang berwarna kuning melotot lebar. sosok topeng ini terlihat seperti buta cakil pada pewayangan Jawa. Kemudian di atasnya terdapat sosok wajah yang digambarkan tidak terlalu sempurna dengan mata hitam bundar, alis yang terangkat tinggi, lubang hidung yang lebar dan bibir merah yang tebal. Rambutnya digambar secara abstrak dan melingkupi backgroud di belakangnya. Adapun pada sisi kanan juga terdapat lukisan wajah yang digambarkan berupa garis-garis berwarna hitam, hijau, hitam dan biru. Matanya melotot dan pupilnya berwarna hitam kehijauan, lubang hidungnya lebar, mulutnya terbuka lebar serta terdapat rambut-rambut gimbal yang melingkupi wajahnya. Selain itu di atasnya juga terdapat lukisan wajah lain yang digambarkan secara abstrak berwarna merah.
Lukisan ini apabila dilihat ia menggunakan dominasi warna-warna komplementer atau warna-warna yang saling berlawanan seperti terdapat warna-warna merah dan hijau, dan beberapa kombinasi warna yang kompleks karena mencampurkan warna apa saja, Lukisan tersebut lebih di dominasi warna-warna gelap yang banyak digunakan pada warna rambut dan background. Selain warna yang mendominasi juga dalam lukisan tersebut mengandung unsur-unsur garis organis dan tidak beraturan yang membentuk objek secara nyata. Sentuhan warna dasar yang cenderung lebih terang memberikan kesan lukisan lebih hidup disertai garis-garis ekspresif yang menjadi penyeimbangnya, serta warna merah sebagai penguat objek lukis. Adapun lukisan ini merupakan lukisan dengan aliran ekspresionisme yaitu aliran seni lukis yang mengutamakan kebebasan dalam bentuk dan warna untuk mencurahkan emosi atau perasaan. 
Lukisan yang berjudul "Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan" ini dipamerkan di Galeri Museum Affandi yang berlokasi di Jalan Laksda Adi Sucipto No.167, Depok, Sleman, Yogyakarta. Sesuai dengan judulnya lukisan ini memiliki falsafah kehidupan yang sanagt dalam. Dimana manusia digambarkan sebagai sosok manusia yang memiliki pemikiran dan pilihan dalam menentukan tindak-tanduknya. Di dalam pilihan tersebut terdapat hasrat untuk mengikuti jalan kebenaran atau keburukan. Sering pula manusia dilingkupi oleh hawa nafsu dan bisikan-bisikan yang menjerumuskannya pada pilihan yang salah. Dan bisikan-bisikan itu digambarkan oleh seorang Affandi dalam lukisannya seperti sosok-sosok topeng berwajah buruk dan menakutkan, menyerupai peran antagonis pada pertokohan wayang Jawa. Pria tersebut dengan dramatisnya berdiri diantara sosok-sosok topeng yang seakan membisikinya agar tergoda dan menentukan pilihan yang salah dalam dirinya. Dari lukisan tersebut dapat diambil kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk yang gambang sekali terpengaruh oleh pikiran-pikiran buruk dan hanya manusia yang memiliki jiwa yang teguh saja yang dapat mengenyahkan bisik-bisikan buruk yang datang. (Srh, 25/12)

9 komentar:

  1. aku sayang yana saya thoriq dari bangka belitung yana adalah wanita yang saya sayang

    BalasHapus
  2. Apa kepebihan dan kekurangan lukisan tersebut

    BalasHapus
  3. Saya membuat tugas krtik seni.yang mana penilaianya atau evaluasinya

    BalasHapus
  4. Bagaimana pujian yang sesuai dengan lukisan tersebut

    BalasHapus
  5. HBHJDSBKJBSGRJKJBSDFKJSBKSJKAWKAOKWOAKWOKAOWKOKWAKAOKWOKAOWKOAWKOKWAO

    BalasHapus
  6. lakukan analisis terhadap karya tersebut berdasarkan aspek fisik aspek isi dan aspek estetika

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus